Mahasiswa PGSD UMK Kudus Memperkenalkan Manfaat Limbah Rumah Tangga Sebagai Sumber Pupuk Cair kepada warga di desa daren nalumsari jepara.
Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayur unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Sedangkan air leri atau air cucian beras merupakan air yang diperoleh dari proses pencucian beras. Sebagai upaya dalam mengurangi limbah rumah tangga, penggunaan air endapan kulit bawang merah dan air leri dalam pembuatan pupuk cair kini semakin meningkat. Pupuk cair dari air endapan kulit bawang dan air leri yang dihasilkan dari limbah rumah tangga tentunya sangat bermanfaat bagi tanaman.
Air endapan kulit bawang merah memiliki keunggulan bagi tanaman karena dapat memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga mempercepat proses tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan. Sedangkan air leri memiliki keunggulan bagi tanaman seperti membantu beberapa hormon yang ada pada tanaman sehingga bisa merangsang pertumbuhan pucuk daun, membawa makanan ke seluruh sel pada daun dan batang, mengandung zat pati, menghambat pertumbuhan patogen, mengurangi syok transplantasi, sebagai sumber energi, dan masih banyak lagi.
Proses produksi pupuk cair dengan air endapan kulit bawang sangatlah mudah. Dimulai dengan cara masukkan 3 hingga 4 genggam kulit bawang dalam satu liter air, kemudian tutup lubang wadah dengan benar dan biarkan selama 24 jam atau 48 jam, selanjutnya saring campuran air bawang dan gunakan bagian cairnya. Sedangkan air leri hanya diperoleh dari proses pencucian beras dan diendapkan kurang lebih 1 bulan supaya dapat hasil yang maksimal.
Keduanya sangatlah memiliki manfaat bagi tanaman. Manfaar air endapan kulit bawang merah ialah memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga mempercepat proses tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan. Sedangkan manfaat air leri ialah untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman secara keseluruhan, khususnya pertumbuhan akar, batang dan daun. Berperan dalam pembentukan zat hijau daun klorofil) yang sangat penting untuk melakukan proses fotosintesis.
About Author
