pandemi covid-19 belum menunjukkan adanya tanda-tanda penurunan jumlah pasien yang terpapar covid. Tercatat oleh kemenkes per tanggal 04 November semakin bertambah pasien positif covid sebanyak 421.731. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor mulai dari penanganan pemerintah, kepedulian masyarakat, proses produksi dan uji vaksin, tingkat kekebalan tubuh dsb. Disinformasi dan pemberitaan media mengenai Covid-19 juga punya pengaruh besar dalam membentuk pola perilaku masyarakat luas. Salah satu cara mengatasinya yaitu dengan handsanitizer alami
Kesadaran masyarakat untuk tetap memprioritaskan kesehatan perlu mendapat perhatian besar. Faktor eksternal yang sudah diupayakan oleh pemerintah khususnya, perlu didorong dengan kepedulian individu untuk tetap melakukan pencegahan secara mandiri. Seperti yang telah dikemukakan oleh pemerintah, pencegahan itu bisa dilakukan dengan 3M : memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak. Dalam jurnal medis “Modes of transmission of virus causing COVID-19: implications for infection prevention and control (IPC) precaution recommendations”, WHO menyatakan bahwa transmisi virus bisa terjadi lewat beberapa cara seperti : kontak langsung, percikan air liur, udara, fomit (permukaan yang terkontaminasi), transfuse darah, ibu ke janin dan binatang ke manusia. Tetapi, perpindahan virus yang sudah terbukti dan terjadi dalam banyak kasus terjadi lewat kontak langsung, percikan air liur dan lewat udara.
Salah satu hal yang sering dilupakan oleh masyarakat yakni mencuci tangan dengan sabun ketika bepergian, alasan mereka ketika bepergian jauh tidak selalu mencuci tangan dengan sabun karena malas mencari tempat yang menyediakan sabun di tempat umum, sebagai gantinya masyarakat disarankan untuk selalu membawa handsanitizer saat bepergian, namun di tengah pandemi seperti ini handsanitizer semakin langka dan sulit di dapatkan, kalaupun ada dijual dengan harga yang mahal, sehingga masyarakat tidak mampu membelinya.
Secara umum handsanitizer merupakan cairan pembersih tangan yang tidak memerlukan air untuk membilasnya. Fungsinya sebagai pembunuh bagi virus dan bakteri yang menempel pada tangan. Handsanitizer efektif digunakan untuk membersihkan tangan yang bervirus (secara muata terlihat bersih namun diduga terkontaminasi mikroorganisme yang tidak terlihat).
Oleh karena itu, sebagai solusi karena semakin meningkatnya pasien covid=19, maka beberapa tenaga kesehatan menyarankan untuk membuat handsanitizer dari bahan alami yang mudah didapatkan dan relatif murah, yaitu menggunakan lidah buaya, daun sirih, dan jeruk nipis. Tanaman lidah buaya mengandung saponin, tanin, flavonoid dan polifenol yang bermanfaat sebagai zat antiseptic/antikuman. Lidah buaya merupakan jenis tanaman hias yang keberadaannya mudah ditemukan di berbagai desa, sehingga sangat potensial untuk dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan hand sanitizer tanpa bilas. Kemudian menggunakan jeruk nipis karena sifat kuman itu tidak menyukai asam. Bisa saja menggunakan cuka namun harganya mahal, lebih baik memanfaatkan tanaman di sekitar rumah. Bahan-bahan yang asam itu, ketika disemprotkan pada benda tidak disukai kuman, karena PH-nya rendah. Sementara daun sirih fungsinya sebagai antiseptik mengandung fenol yang bisa membunuh kuman.
Setelah mendapatkan bahan-bahan yang mudah untuk pembuatan handsanitizer alami , cara pembuatannya yakni : Pertama, cuci daun sirih, lidah buaya dan jeruk nipis hingga bersih. Setelah itu, rebus daun sirih hingga mendidih, dan kupas lidah buaya dan ambil dagingnya saja, kemudian daging lidah buaya yang sudah di kupas kemudian diblender dan di saring.
Setelah direbus, kemudian dilanjutkan dengan mengukus agar fenol atau zat yang bersifat antibakteri bisa keluar. Kemudian berikan air jeruk nipis untuk menjaga PH tetap rendah. Apabila sudah semuanya, lanjutkan dengan menyaring dan menyatukan semua bahan secara perlahan agar bakteri, virus, dan kuman menjauh.
About Author
